PENGARUH
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
Oleh: Muhammad Sadri Sugra
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu hal yang
tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Setiap hari orang-orang
berkomunikasi, baik secara tatap muka langsung maupun dengan menggunakan
teknologi media komunikasi yang dewasa ini semakin pesat perkembangannya.
Menurut Mugniesyah (2006), komunikasi merupakan proses untuk mencapai suatu
pemahaman bersama secara timbal balik dengan cara menciptakan dan saling
bertukar informasi antara satu pihak dengan pihak lainnya. Pemahaman secara
timbal balik berarti proses pertukaran informasi itu dapat diterima dan
dimengerti secara keseluruhan oleh pelaku komunikasi yang terlibat dalam
peristiwa tersebut.
Komunikasi selalu digunakan dalam segala situasi, termasuk dalam proses penyuluhan. Definisi dari penyuluhan pertanian sendiri, menurut Wiriaatmadja (1986) adalah sebuah proses belajar para petani agar menjadi mau, tahu dan bisa menyelesaikan sendiri semua masalah yang mereka hadapi secara lebih baik dan menguntungkan. Definisi penyuluhan itu sendiri menyangkut kegiatan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya untuk memberi pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar (Redono 2006).
Komunikasi dan penyuluhan saling berkaitan, di mana dalam proses penyuluhan selalu melibatkan komunikasi di dalamnya dan diperlukan komunikasi yang efektif. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss menjelaskan bahwa komunikasi yang efektif akan menghasilkan lima hal, yakni pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan (Mengapa 2011). Oleh karena itu, penting bagi penyuluh untuk menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegiatan penyuluhan. Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana sesungguhnya peran dan pengaruh dari komunikasi yang efektif terhadap proses penyuluhan dan apa yang hendaknya dilakukan oleh para penyuluh agar bisa menerapkan komunikasi efektif dalam kegiatan penyuluhannya, serta saluran komunikasi yang tepat dalam penyuluhan.
Komunikasi selalu digunakan dalam segala situasi, termasuk dalam proses penyuluhan. Definisi dari penyuluhan pertanian sendiri, menurut Wiriaatmadja (1986) adalah sebuah proses belajar para petani agar menjadi mau, tahu dan bisa menyelesaikan sendiri semua masalah yang mereka hadapi secara lebih baik dan menguntungkan. Definisi penyuluhan itu sendiri menyangkut kegiatan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya untuk memberi pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar (Redono 2006).
Komunikasi dan penyuluhan saling berkaitan, di mana dalam proses penyuluhan selalu melibatkan komunikasi di dalamnya dan diperlukan komunikasi yang efektif. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss menjelaskan bahwa komunikasi yang efektif akan menghasilkan lima hal, yakni pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan (Mengapa 2011). Oleh karena itu, penting bagi penyuluh untuk menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegiatan penyuluhan. Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana sesungguhnya peran dan pengaruh dari komunikasi yang efektif terhadap proses penyuluhan dan apa yang hendaknya dilakukan oleh para penyuluh agar bisa menerapkan komunikasi efektif dalam kegiatan penyuluhannya, serta saluran komunikasi yang tepat dalam penyuluhan.
Rumusan Masalah
1. Apa
peran dan unsur-unsur komunikasi dalam penyuluhan?
2. Apa yang perlu dilakukan penyuluh agar
komunikasi menjadi lebih efektif?
3. Bagaimana pengaruh komunikasi yang
efektif terhadap kelancaran penyuluhan dan saluran apa yang digunakan?
Tujuan
Tujuan
penulisan ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh komunikasi yang
efektif terhadap kelancaran penyuluhan, khususnya penyuluhan pertanian dan apa
saja yang perlu dilakukan oleh para penyuluh untuk mewujudkan hal tersebut.
II. PEMBAHASAN
Peran
Komunikasi Dalam Penyuluhan
Komunikasi
merupakan cara yang dilakukan oleh penyuluh dalam melakukan kegiatan
penyuluhannya, dimana komunikasi tersebut menjadi semacam mediator dalam
penyampaian informasi yang dilakukan oleh para penyuluh kepada para petani yang
menjadi subyek dalam kegiatan penyuluhan pertanian tersebut. Mengenai proses
komunikasi dalam kegiatan penyuluhan, penulis setuju dengan pendapat yang
dikemukakan oleh Soekandar Wiriaatmadja tentang proses komunikasi dalam penyuluhan
sebagai berikut:
“…Dalam penyuluhan pertanian kita
mengadakan komunikasi, yang paling
sedikitnya menyagkut dua orang. Misalnya A (=
penghubung, sumber atau komunikator) memberikan isyarat yang diarahkan
kepada orang kedua, yaitu B (= sasaran, penerima
atau komunikati). Isyarat ini dapat berbentuk omongan, isyarat tangan,
kerlingan mata, gerak anggauta [sic!][1]
badan lainnya, tulisan, gambar dan seterusnya. …” (Wiriaatmadja 1986:29)
Di
dalam sebuah proses komunikasi dalam suatu kegiatan penyuluhan pertanian ada
beberapa unsur yang terlibat untuk membangun atau mendukung proses komunikasi
tersebut, dimana unsur-unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain.
Seperti yang dijelaskan oleh Soekandar Wiriaatmdja, setidaknya ada enam unsur
yang ada pada proses komunikasi dalam penyuluhan pertanian, diantaranya
penghubung (komunikator), tujuan (Objective),
sasaran (Target), amanat (Message),
saluran (Chanel), dan perlakuan (Treatment).
a. Penghubung (komunikator)
merupakan pihak yang mempunyai prakarsa menggerakkan proses komunikasi dan
memelihara kelangsungan komunikasi tersebut. Contohnya seperti penyuluh
pertanian, guru, juru penerang, propagandis, tukang jualan obat dan lainnya.
b. Tujuan (Objective) adalah hal yang diharapkan
oleh penghubung. Contoh misalnya dalam penyuluhan pertanian, tujuan itu dapat
berupa peningkatan produksi padi.
c. Sasaran (Target) adalah
pihak yang diharapkan atau diusahakan untuk menerima anjuran perbaikan atau
perubahan. Jika dari sasaran tidak tampak adanya perubahan, maka bisa dikatakan
bahwa komunikasi tersebut belum berhasil.
d. Amanat (Message) adalah informasi atau apa-apa
yang disampaikan oleh penghubung kepada sasaran untuk mencapai tujuan yng telah
ditetapkan sebelumnya.
e. Saluran (Chanel) merupakan jalan dan cara yang
diggunakan oleh penghubung untuk menyampaikan amanat kepada sasaran.
f. Perlakuan (Treatment) adalah bagaimana cara kita
meneruskan amanat melalui suatu saluran. Contohnya dalam menyampaikan pesan,
saluran yang digunakan adalah siaran radioatau televisi.
Oleh
sebab itu dalam kegiatan penyuluhan peran komunikasi sangat penting dan harus
menjadi perhatian bagi seorang penyuluh yang berperan sebagai komunikator dalam
suatu kegiatan penyuluhan, karena lancar atau tidaknya kegiatan penyuluhan
tersebut tergantung kepada proses komunikasi yang dibangun oleh pihak yang
terlibat dalam kegiatan tersebut.
Hal yang Perlu Dilakukan Oleh Penyuluh
Agar Komunikasi Berjalan dengan Efektif
Penyuluh
adalah orang yang berperan sebagai komunikator, yakni yang menyampaikan pesan
kepada subyek penyuluhan sehingga perubahan perilaku bisa terjadi kepada
petani. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian dari Marliati dkk (2008) dalam
jurnalnya yang menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menentukan kinerja
penyuluh adalah kompetensi penyuluh dalam berkomunikasi[2].Oleh
karena itu, penyuluh perlu melakukan atau menguasai hal-hal tertentu agar bisa
membangun komunikasi yang baik. Wiriaatmadja (1986) menjelaskan agar seorang
penyuluh bisa menjadi penghubung yang baik, maka penyuluh tersebut harus tahu
dimana dapat memperoleh pengetahuan yang akan disuluh, mengenal sifat dari para
petani termasuk kebiasaan, bahasa dan istilah yang melekat pada mereka, dan
mengetahui teknik berkomunikasi yang baik.
Pertama,
penyuluh harus tahu dimana bisa mendapatkan pengetahuan yang akan disuluhkan,
tentunya melalui pihak ketiga (lembaga penelitian, lembaga pendidikan dan lain
sebagainya). Penyuluh harus bisa menyesuaikan dengan pihak tersebut karena
prakarsa komunikasi sendiri dalam situasi seperti ini terletak pada penyuluh.
Kedua, penyuluh harus mengenal sifat dari para petani, kebiasaan, bahasa dan
istilah-istilah yang mereka gunakan sehari-hari, cara mereka berpikir dan
tingkat pendidikannya. Ketiga, mengetahui teknik berkomunikasi yang baik, baik
secara lisan, secara tercetak maupun secara terproyeksi.
Jika merujuk kepada penjelasan Wida Pradiana dan Yoyon Harianto dalam modulnya yang berjudul “Komunikasi Dalam Penyuluhan Pertanian”, maka kecakapan dalam berkomunikasi dari seorang komunikator yang dalam hal ini adalah penyuluh menjadi faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi dalam penyuluhan. Berikut kutipan penjelasannya.
Jika merujuk kepada penjelasan Wida Pradiana dan Yoyon Harianto dalam modulnya yang berjudul “Komunikasi Dalam Penyuluhan Pertanian”, maka kecakapan dalam berkomunikasi dari seorang komunikator yang dalam hal ini adalah penyuluh menjadi faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi dalam penyuluhan. Berikut kutipan penjelasannya.
“…Komunikator yang baik adalah
menguasai cara-cara penyampaian buah pikiran baik secara lisan maupun secara
tertulis. Dengan kata lain komunikator harus menguasai teknik berbicara dan
teknik membuat surat (naskah). Ia harus cakap memilih simbol / lambang yang
tepat untuk mengungkapkan buah pikiranya dan harus cakap membangkitkan minat
para pendengar atau pembaca. Disamping itu harus pandai pula menarik perhatian
dan menyajikannya. Keterangan-
keterangannya harus sistematis dan jelas, sehingga mudah kedudukannya dalam
organisasi tersebut. …” (Pradiana & Haryanto 2011)[3]
Pengaruh Komunikasi Efektif Terhadap
Penyuluhan dan Saluran yang Baik Digunakan Dalam Penyuluhan
Komunikasi
akan selalu memiliki pengaruh terhadap pihak yang terlibat di dalamnya.
Komunikasi akan memiliki efek terhadap pendengarnya, jika komunikasi tersebut
telah berjalan dngan baik atau efektif. Dalam hal ini Soekandar Wiriaatmadja
menjelaskan bahwa “…komunikasi yang baik akan berjalan timbal-balik, jadi ada
dua arah. Dari A menuju B dan kemudian ada reaksi dari B ke arah A kembali. …”
(Wiriaatmadja 1986:29), jadi setiap adanya reaksi dari penerima pesan tersebut,
maka bisa dikatakan bahwa komunikasi yang dibangun sebelumnya itu sudah
berjalan dengan baik dan efektif.
Suatu
kegiatan penyuluhan pertanian selalu dilakukan untuk mengubah perilaku dari
orang yang menjadi subyek penyuluhan, dari yang semulanya tidak tahu kemudian
menjadi tahu. Dengan komunikasi yang baik, maka pengaruhnya bisa dirasakan oleh
para petani, sehingga perubahan tersebut tidak akan susah diraih. Joseph A.
DeVito dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Antarmanusia” menjelaskan
tentang efek dari komunikasi sebagai berikut.
“…
Komunikasi selalu mempunyai efek atau
dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada
setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi. Sebagai contoh, anda mungkin
memperoleh pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis,
atau mengevaluasi sesuatu; ini adalah efek atau dampak intelektual atau
kognitif. Kedua, anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan,
emosi, dan perasaan anda; ini adalah dampak afektif. Ketiga, anda mungkin
memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti cara melemparkan bola atau
melukis, selain juga perilaku verbal dan nonverbal yang patut; ini adalah
dampak atau efek psikomotorik. …” (DeVito 1997:29)
Jika
dikaitkan dengan pendapat DeVito di atas, maka jika komunikasi yang baik atau efektif
telah diterapkan dalam kegiatan penyuluhan pertanian, maka pengaruhnya akan
terlihat dari petani, misalnya petani jadi mengerti cara meningkatkan dan
memproduksi padi dengan baik, cara memberantas hama dengan cepat dan tepat,
cara memanfaatkan lahan sempit untuk pertanian yang optimal, pemasaran hasil
produksi pertanian, dan perubahan perilaku lainnya.
Dalam
proses penyampaian informasi selalu dibutuhkan adanya saluran atau chanel.
Saluran sendiri menurut Joseph A. DeVito merupakan sebuah media yang dilalui
oleh pesan tersebut. Untuk saluran yang tepat dalam menerapkan komunikasi yang
efektif dalam penyuluhan, maka Soekandar Wiriaatmadja menjelaskan bahwa
kombinasi dari berbagai macam saluran komunikasi dalam penyuluhan pertanian
seperti kunjungan rumah, demonstrasi, perlombaan, pertunjukan kursus, latihan
pameran, darmawisata, publikasi, film, radio, kontak tani, kelompok tani dan
saluran lainnya, akan lebih baik dan menambah kemungkinan sampainya amanat
tersebut kepada sasaran penyuluhan. Seorang penyuluh akan lebih baik jika
mempertimbangkan tipe pendekatannya sebagai saluran komunikasi dengan jenis
metode penyuluhan demi terciptanya komunikasi yang efektif dalam kegiatan
penyuluhan tersebut.
Table
1 Hubungan Tipe Pendekatan (saluran komunikasi) dengan Jenis Metode Penyuluhan
Tipe
pendekatan
|
Jenis
metode penyuluhan
|
Per-orangan
|
Demonstrasi(demonstrasihasil,demonstrasicara,demplot,demonstrasi area)
|
Per-orangan
dan kelompok
|
Ceramah
umum, diskusi, informasi dari surat kabar, siaran radio dan TV, pameran, karyawisata, widyawisata, dan demonstrasi.
|
Massal
|
Informasi
dari surat kabar, majalah,poster, leaflet siaran radio dan TV
|
Massal
dan kelompok
|
Ceramah
umum, diskusi, informasi dari kelompok, majalah, poster, leaflet, siaran
radio dan TV, pameran dan widyawisata.
|
Sumber: Machmud 2006[4]
III. PENUTUP
Kesimpulan
Dari
tulisan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan penyuluhan selalu ada
proses komunikasi yang menyangkut sedikitnya dua orang di dalamnya, oleh sebab
itu komunikasi mempunyai peran penting
dalam kegiatan penyuluhan. Setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan oleh
penyuluh agar komunikasi berjalan efektif, yaitu tahu dimana bisa mendapatkan
pengetahuan yang akan disuluhkan, mengenal sifat dari para petani, dan mengetahui teknik berkomunikasi yang baik. Komunikasi
yang baik adalah komunikasi yang berjalan efektif, yakni yang dapat
mempengaruhi pelaku yang terlibat. Pengaruh tersebut berupa perubahan perilaku
dari subyek penyuluhan. Agar pesan dapat diterima sepenuhnya oleh sasaran
penyuluhan, maka kombinasi dari beberapa saluran komunikasi menjadi hal yang
baik dilakukan oleh penyuluh.
Saran
Sebagai
orang yang sangat berperan dalam kegiatan penyuluhan, penyuluh harus bisa
menerapkan teknik komunikasi yang baik dan efektif. Sebagai subyek penyuluhan
yang baik, maka para petani juga harus memberi perhatian kepada para penyuluh
dalam kegiatan penyuluhan. Dengan demikian, tujuan dari program penyuluhan
tersebut dapat terpenuhi karena kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar.
Sebagai mahasiswa KPM yang mendapatkan mata kuliah komunikasi dan penyuluhan,
sebaiknya terus mendalami kedua ilmu tersebut dengan baik agar bisa diterapkan
jika nantinya melakukan kegiatan penyuluhan.
Daftar Pustaka
DeVito JA. 1997.
Komunikasi Antarmanusia. Edisi Ke-5. Jakarta [ID]: Professional Books. 550 hal.
Machmud SM.
2006. Dalam: Komunikasi efektif dalam
penyuuhan. [Internet]. [dikutip tanggal 19 Desember 2011]. Dapat diunduh
dari: alexa08.student.ipb.ac.id/
2010/06/20/komunikasi-efektif-dalam-penyuluhan/
Marliati,
Sumardjo, Asngari PS, Tjitropranoto P, Saefudin A. 2008. Faktor-faktor penentu peningkatan kinerja
penyuluh pertanian dalam memberdayakan petani (kasus di Kabupaten Kampar
Provinsi Riau). Dalam: Jurnal Penyuluhan
[Internet]. [dikutip 13 Desember 2011]. 4(2): 92-99. Dapat diunduh dari: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/viewFile/2174/1203
Mengapa kita
harus berkomunikasi [Internet]. [dikutip tanggal 13 Desember 2011]. Dapat
diunduh dari: http://www.coremap.or.id/downloads/Mengapa_Kita_
Berkomunikasi.pdf
Mugniesyah SS.
2006. Ilmu Penyuluhan. Modul Kuliah. Bogor [ID]. IPB Press. 247 hal.
Pradiana
W & Haryanto Y. 2011. Komunikasi dalam penyuuhan pertanian. Modul Kuliah
[Internet]. [dikutip tanggal 10 November 2011]. Dapat diunduh dari: http://stppbogor.ac.id/userfiles/file/Modul%20Komunikasi%20
Penyuluhan%20 Pertanian.pdf.
Redono C. 2006. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap progresivitas kelompok tani
lahan pantai di Kabupaten Kulon Progo. Dalam: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian [Internet]. [dikutip tanggal 13 Desember
2011]. 2(1): 6-17. Dapat diunduh dari: http://stppyogyakarta.com/wp-content/uploads/2009/11/IIP_0201_
06_ Miftakhul_Arifin.pdf
Wiriaatmadja S.
1986. Pokok-pokok Penyuluhan Pertanian. Jakarta [ID]. Yasaguna. 128 hal.
[3] W.
Pradiana & Y. Haryanto. 2011. Komunikasi dalam penyuuhan pertanian. Modul
Kuliah [Internet]. [dikutip tanggal 10 November 2011]. Dapat diunduh dari: http://stppbogor.ac.id
/userfiles/file/Modul%20Komunikasi%20 Penyuluhan%20Pertanian.pdf.
[4] Tabel diambil dari makalah di internet (blog ipb) yang berjudul Komunikasi efektif dalam penyuluhan. Sumberny: alexa08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/komunikasi-efektif-dalam-penyuluhan/
[2] Marliati,
Sumardjo, PS. Asngari, P. Tjitropranoto, A. Saefudin. 2008. Faktor-faktor penentu peningkatan kinerja
penyuluh pertanian dalam memberdayakan petani (kasus di Kabupaten Kampar
Provinsi Riau). Dalam: Jurnal Penyuluhan
[Internet]. [dikutip 13 Desember 2011]. 4(2): 92-99. Dapat diunduh dari: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/viewFile/2174/1203
[4] Tabel diambil dari makalah di internet (blog ipb) yang berjudul Komunikasi efektif dalam penyuluhan. Sumberny: alexa08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/komunikasi-efektif-dalam-penyuluhan/