Senin, 07 Mei 2012

PENGARUH KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
Oleh: Muhammad Sadri Sugra

I. PENDAHULUAN 
Latar Belakang
Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak pernah lepas dari kehidupan manusia. Setiap hari orang-orang berkomunikasi, baik secara tatap muka langsung maupun dengan menggunakan teknologi media komunikasi yang dewasa ini semakin pesat perkembangannya. Menurut Mugniesyah (2006), komunikasi merupakan proses untuk mencapai suatu pemahaman bersama secara timbal balik dengan cara menciptakan dan saling bertukar informasi antara satu pihak dengan pihak lainnya. Pemahaman secara timbal balik berarti proses pertukaran informasi itu dapat diterima dan dimengerti secara keseluruhan oleh pelaku komunikasi yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Komunikasi selalu digunakan dalam segala situasi, termasuk dalam proses penyuluhan. Definisi dari penyuluhan pertanian sendiri, menurut Wiriaatmadja (1986) adalah sebuah proses belajar para petani agar menjadi mau, tahu dan bisa menyelesaikan sendiri semua masalah yang mereka hadapi secara lebih baik dan menguntungkan. Definisi penyuluhan itu sendiri menyangkut kegiatan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya untuk memberi pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar (Redono 2006).
Komunikasi dan penyuluhan saling berkaitan, di mana dalam proses penyuluhan selalu melibatkan komunikasi di dalamnya dan diperlukan komunikasi yang efektif. Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss menjelaskan bahwa komunikasi yang efektif akan menghasilkan lima hal, yakni pengertian, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang makin baik, dan tindakan (Mengapa 2011). Oleh karena itu, penting bagi penyuluh untuk menerapkan komunikasi yang efektif dalam kegiatan penyuluhan. Dalam tulisan ini akan dibahas bagaimana sesungguhnya peran dan pengaruh dari komunikasi yang efektif terhadap proses penyuluhan dan apa yang hendaknya dilakukan oleh para penyuluh agar bisa menerapkan komunikasi efektif dalam kegiatan penyuluhannya, serta saluran komunikasi yang tepat dalam penyuluhan.
   
Rumusan Masalah
1.  Apa peran dan unsur-unsur komunikasi dalam penyuluhan?
2.  Apa yang perlu dilakukan penyuluh agar komunikasi menjadi lebih efektif?
3.  Bagaimana pengaruh komunikasi yang efektif terhadap kelancaran penyuluhan dan saluran apa yang digunakan?
Tujuan
Tujuan penulisan ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh komunikasi yang efektif terhadap kelancaran penyuluhan, khususnya penyuluhan pertanian dan apa saja yang perlu dilakukan oleh para penyuluh untuk mewujudkan hal tersebut.  
 
II. PEMBAHASAN 
Peran Komunikasi Dalam Penyuluhan
Komunikasi merupakan cara yang dilakukan oleh penyuluh dalam melakukan kegiatan penyuluhannya, dimana komunikasi tersebut menjadi semacam mediator dalam penyampaian informasi yang dilakukan oleh para penyuluh kepada para petani yang menjadi subyek dalam kegiatan penyuluhan pertanian tersebut. Mengenai proses komunikasi dalam kegiatan penyuluhan, penulis setuju dengan pendapat yang dikemukakan oleh Soekandar Wiriaatmadja tentang proses komunikasi dalam penyuluhan sebagai berikut:

            “…Dalam penyuluhan pertanian kita mengadakan komunikasi, yang paling sedikitnya menyagkut dua orang. Misalnya A (= penghubung, sumber atau komunikator) memberikan isyarat yang diarahkan kepada orang kedua, yaitu B (= sasaran, penerima atau komunikati). Isyarat ini dapat berbentuk omongan, isyarat tangan, kerlingan mata, gerak anggauta [sic!][1] badan lainnya, tulisan, gambar dan seterusnya. …” (Wiriaatmadja 1986:29)

Di dalam sebuah proses komunikasi dalam suatu kegiatan penyuluhan pertanian ada beberapa unsur yang terlibat untuk membangun atau mendukung proses komunikasi tersebut, dimana unsur-unsur tersebut saling berhubungan satu sama lain. Seperti yang dijelaskan oleh Soekandar Wiriaatmdja, setidaknya ada enam unsur yang ada pada proses komunikasi dalam penyuluhan pertanian, diantaranya penghubung (komunikator), tujuan (Objective), sasaran (Target), amanat (Message), saluran (Chanel), dan perlakuan (Treatment).
a.  Penghubung (komunikator) merupakan pihak yang mempunyai prakarsa menggerakkan proses komunikasi dan memelihara kelangsungan komunikasi tersebut. Contohnya seperti penyuluh pertanian, guru, juru penerang, propagandis, tukang jualan obat dan lainnya.
b. Tujuan (Objective) adalah hal yang diharapkan oleh penghubung. Contoh misalnya dalam penyuluhan pertanian, tujuan itu dapat berupa peningkatan produksi padi.
c. Sasaran (Target) adalah pihak yang diharapkan atau diusahakan untuk menerima anjuran perbaikan atau perubahan. Jika dari sasaran tidak tampak adanya perubahan, maka bisa dikatakan bahwa komunikasi tersebut belum berhasil.
d.  Amanat (Message) adalah informasi atau apa-apa yang disampaikan oleh penghubung kepada sasaran untuk mencapai tujuan yng telah ditetapkan sebelumnya.
e. Saluran (Chanel) merupakan jalan dan cara yang diggunakan oleh penghubung untuk menyampaikan amanat kepada sasaran.
f.  Perlakuan (Treatment) adalah bagaimana cara kita meneruskan amanat melalui suatu saluran. Contohnya dalam menyampaikan pesan, saluran yang digunakan adalah siaran radioatau televisi.
Oleh sebab itu dalam kegiatan penyuluhan peran komunikasi sangat penting dan harus menjadi perhatian bagi seorang penyuluh yang berperan sebagai komunikator dalam suatu kegiatan penyuluhan, karena lancar atau tidaknya kegiatan penyuluhan tersebut tergantung kepada proses komunikasi yang dibangun oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Hal yang Perlu Dilakukan Oleh Penyuluh Agar Komunikasi Berjalan dengan Efektif
Penyuluh adalah orang yang berperan sebagai komunikator, yakni yang menyampaikan pesan kepada subyek penyuluhan sehingga perubahan perilaku bisa terjadi kepada petani. Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian dari Marliati dkk (2008) dalam jurnalnya yang menjelaskan bahwa salah satu faktor yang menentukan kinerja penyuluh adalah kompetensi penyuluh dalam berkomunikasi[2].Oleh karena itu, penyuluh perlu melakukan atau menguasai hal-hal tertentu agar bisa membangun komunikasi yang baik. Wiriaatmadja (1986) menjelaskan agar seorang penyuluh bisa menjadi penghubung yang baik, maka penyuluh tersebut harus tahu dimana dapat memperoleh pengetahuan yang akan disuluh, mengenal sifat dari para petani termasuk kebiasaan, bahasa dan istilah yang melekat pada mereka, dan mengetahui teknik berkomunikasi yang baik.
Pertama, penyuluh harus tahu dimana bisa mendapatkan pengetahuan yang akan disuluhkan, tentunya melalui pihak ketiga (lembaga penelitian, lembaga pendidikan dan lain sebagainya). Penyuluh harus bisa menyesuaikan dengan pihak tersebut karena prakarsa komunikasi sendiri dalam situasi seperti ini terletak pada penyuluh. Kedua, penyuluh harus mengenal sifat dari para petani, kebiasaan, bahasa dan istilah-istilah yang mereka gunakan sehari-hari, cara mereka berpikir dan tingkat pendidikannya. Ketiga, mengetahui teknik berkomunikasi yang baik, baik secara lisan, secara tercetak maupun secara terproyeksi. 
Jika merujuk kepada penjelasan Wida Pradiana dan Yoyon Harianto dalam modulnya yang berjudul “Komunikasi Dalam Penyuluhan Pertanian”, maka kecakapan dalam berkomunikasi dari seorang komunikator yang dalam hal ini adalah penyuluh menjadi faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi dalam penyuluhan. Berikut kutipan penjelasannya.
“…Komunikator yang baik adalah menguasai cara-cara penyampaian buah pikiran baik secara lisan maupun secara tertulis. Dengan kata lain komunikator harus menguasai teknik berbicara dan teknik membuat surat (naskah). Ia harus cakap memilih simbol / lambang yang tepat untuk mengungkapkan buah pikiranya dan harus cakap membangkitkan minat para pendengar atau pembaca. Disamping itu harus pandai pula menarik perhatian dan menyajikannya. Keterangan- keterangannya harus sistematis dan jelas, sehingga mudah kedudukannya dalam organisasi tersebut.  …” (Pradiana & Haryanto 2011)[3]

Pengaruh Komunikasi Efektif Terhadap Penyuluhan dan Saluran yang Baik Digunakan Dalam Penyuluhan
Komunikasi akan selalu memiliki pengaruh terhadap pihak yang terlibat di dalamnya. Komunikasi akan memiliki efek terhadap pendengarnya, jika komunikasi tersebut telah berjalan dngan baik atau efektif. Dalam hal ini Soekandar Wiriaatmadja menjelaskan bahwa “…komunikasi yang baik akan berjalan timbal-balik, jadi ada dua arah. Dari A menuju B dan kemudian ada reaksi dari B ke arah A kembali. …” (Wiriaatmadja 1986:29), jadi setiap adanya reaksi dari penerima pesan tersebut, maka bisa dikatakan bahwa komunikasi yang dibangun sebelumnya itu sudah berjalan dengan baik dan efektif.
Suatu kegiatan penyuluhan pertanian selalu dilakukan untuk mengubah perilaku dari orang yang menjadi subyek penyuluhan, dari yang semulanya tidak tahu kemudian menjadi tahu. Dengan komunikasi yang baik, maka pengaruhnya bisa dirasakan oleh para petani, sehingga perubahan tersebut tidak akan susah diraih. Joseph A. DeVito dalam bukunya yang berjudul “Komunikasi Antarmanusia” menjelaskan tentang efek dari komunikasi sebagai berikut.

“… Komunikasi selalu mempunyai efek atau dampak atas satu atau lebih orang yang terlibat dalam tindak komunikasi. Pada setiap tindak komunikasi selalu ada konsekuensi. Sebagai contoh, anda mungkin memperoleh pengetahuan atau belajar bagaimana menganalisis, melakukan sintesis, atau mengevaluasi sesuatu; ini adalah efek atau dampak intelektual atau kognitif. Kedua, anda mungkin memperoleh sikap baru atau mengubah sikap, keyakinan, emosi, dan perasaan anda; ini adalah dampak afektif. Ketiga, anda mungkin memperoleh cara-cara atau gerakan baru seperti cara melemparkan bola atau melukis, selain juga perilaku verbal dan nonverbal yang patut; ini adalah dampak atau efek psikomotorik. …” (DeVito 1997:29)

Jika dikaitkan dengan pendapat DeVito di atas, maka jika komunikasi yang baik atau efektif telah diterapkan dalam kegiatan penyuluhan pertanian, maka pengaruhnya akan terlihat dari petani, misalnya petani jadi mengerti cara meningkatkan dan memproduksi padi dengan baik, cara memberantas hama dengan cepat dan tepat, cara memanfaatkan lahan sempit untuk pertanian yang optimal, pemasaran hasil produksi pertanian, dan perubahan perilaku lainnya.
Dalam proses penyampaian informasi selalu dibutuhkan adanya saluran atau chanel. Saluran sendiri menurut Joseph A. DeVito merupakan sebuah media yang dilalui oleh pesan tersebut. Untuk saluran yang tepat dalam menerapkan komunikasi yang efektif dalam penyuluhan, maka Soekandar Wiriaatmadja menjelaskan bahwa kombinasi dari berbagai macam saluran komunikasi dalam penyuluhan pertanian seperti kunjungan rumah, demonstrasi, perlombaan, pertunjukan kursus, latihan pameran, darmawisata, publikasi, film, radio, kontak tani, kelompok tani dan saluran lainnya, akan lebih baik dan menambah kemungkinan sampainya amanat tersebut kepada sasaran penyuluhan. Seorang penyuluh akan lebih baik jika mempertimbangkan tipe pendekatannya sebagai saluran komunikasi dengan jenis metode penyuluhan demi terciptanya komunikasi yang efektif dalam kegiatan penyuluhan tersebut.
Table 1 Hubungan Tipe Pendekatan (saluran komunikasi) dengan Jenis Metode Penyuluhan
Tipe pendekatan
Jenis metode penyuluhan
Per-orangan
Demonstrasi(demonstrasihasil,demonstrasicara,demplot,demonstrasi area)
Per-orangan dan kelompok
Ceramah umum, diskusi, informasi dari surat kabar, siaran radio dan TV, pameran, karyawisata, widyawisata, dan demonstrasi.
Massal
Informasi dari surat kabar, majalah,poster, leaflet siaran radio dan TV
Massal dan kelompok
Ceramah umum, diskusi, informasi dari kelompok, majalah, poster, leaflet, siaran radio dan TV, pameran dan widyawisata.
Sumber: Machmud 2006[4]

III. PENUTUP
Kesimpulan
Dari tulisan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan penyuluhan selalu ada proses komunikasi yang menyangkut sedikitnya dua orang di dalamnya, oleh sebab itu  komunikasi mempunyai peran penting dalam kegiatan penyuluhan. Setidaknya ada tiga hal yang perlu dilakukan oleh penyuluh agar komunikasi berjalan efektif, yaitu tahu dimana bisa mendapatkan pengetahuan yang akan disuluhkan, mengenal sifat dari para petani, dan  mengetahui teknik berkomunikasi yang baik. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang berjalan efektif, yakni yang dapat mempengaruhi pelaku yang terlibat. Pengaruh tersebut berupa perubahan perilaku dari subyek penyuluhan. Agar pesan dapat diterima sepenuhnya oleh sasaran penyuluhan, maka kombinasi dari beberapa saluran komunikasi menjadi hal yang baik dilakukan oleh penyuluh.
Saran
Sebagai orang yang sangat berperan dalam kegiatan penyuluhan, penyuluh harus bisa menerapkan teknik komunikasi yang baik dan efektif. Sebagai subyek penyuluhan yang baik, maka para petani juga harus memberi perhatian kepada para penyuluh dalam kegiatan penyuluhan. Dengan demikian, tujuan dari program penyuluhan tersebut dapat terpenuhi karena kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar. Sebagai mahasiswa KPM yang mendapatkan mata kuliah komunikasi dan penyuluhan, sebaiknya terus mendalami kedua ilmu tersebut dengan baik agar bisa diterapkan jika nantinya melakukan kegiatan penyuluhan.

Daftar Pustaka
DeVito JA. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Edisi Ke-5. Jakarta [ID]: Professional Books. 550 hal.
Machmud SM. 2006. Dalam: Komunikasi efektif dalam penyuuhan. [Internet]. [dikutip tanggal 19 Desember 2011]. Dapat diunduh dari: alexa08.student.ipb.ac.id/ 2010/06/20/komunikasi-efektif-dalam-penyuluhan/ 
Marliati, Sumardjo, Asngari PS, Tjitropranoto P, Saefudin A. 2008. Faktor-faktor penentu peningkatan kinerja penyuluh pertanian dalam memberdayakan petani (kasus di Kabupaten Kampar Provinsi Riau). Dalam: Jurnal Penyuluhan [Internet]. [dikutip 13 Desember 2011]. 4(2): 92-99. Dapat diunduh dari: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/viewFile/2174/1203 
Mengapa kita harus berkomunikasi [Internet]. [dikutip tanggal 13 Desember 2011]. Dapat diunduh dari: http://www.coremap.or.id/downloads/Mengapa_Kita_ Berkomunikasi.pdf
Mugniesyah SS. 2006. Ilmu Penyuluhan. Modul Kuliah. Bogor [ID]. IPB Press. 247 hal.
Pradiana W & Haryanto Y. 2011. Komunikasi dalam penyuuhan pertanian. Modul Kuliah [Internet]. [dikutip tanggal 10 November 2011]. Dapat diunduh dari: http://stppbogor.ac.id/userfiles/file/Modul%20Komunikasi%20 Penyuluhan%20 Pertanian.pdf.
Redono C. 2006. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap progresivitas kelompok tani lahan pantai di Kabupaten Kulon Progo. Dalam: Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian [Internet]. [dikutip tanggal 13 Desember 2011]. 2(1): 6-17. Dapat diunduh dari: http://stppyogyakarta.com/wp-content/uploads/2009/11/IIP_0201_ 06_ Miftakhul_Arifin.pdf
Wiriaatmadja S. 1986. Pokok-pokok Penyuluhan Pertanian. Jakarta [ID]. Yasaguna. 128 hal.


[1] Tanda [sic!] merupakan tanda yang harus dicantumkan oleh penulis di belakang kata yang memiliki kesalahan dalam pengejaan dari sebuah kutipan, sehingga menunjukkan bahwa kesalahan penulisan bukan pada pengutip
[2]  Marliati, Sumardjo, PS. Asngari, P. Tjitropranoto, A. Saefudin. 2008. Faktor-faktor penentu peningkatan kinerja penyuluh pertanian dalam memberdayakan petani (kasus di Kabupaten Kampar Provinsi Riau). Dalam: Jurnal Penyuluhan [Internet]. [dikutip 13 Desember 2011]. 4(2): 92-99. Dapat diunduh dari: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jupe/article/viewFile/2174/1203 
[3] W. Pradiana & Y. Haryanto. 2011. Komunikasi dalam penyuuhan pertanian. Modul Kuliah [Internet]. [dikutip tanggal 10 November 2011]. Dapat diunduh dari: http://stppbogor.ac.id /userfiles/file/Modul%20Komunikasi%20 Penyuluhan%20Pertanian.pdf.
[4] Tabel diambil dari makalah di internet (blog ipb) yang berjudul Komunikasi efektif dalam penyuluhan. Sumberny: alexa08.student.ipb.ac.id/2010/06/20/komunikasi-efektif-dalam-penyuluhan/
 


Selasa, 13 September 2011

KARAKTER PKO SIANG



Consumer Behavior Class ( Kelas Perilaku Konsumen) Tuesday Afternoon
Departemen of Family and Consumer Science - College of Human Ecology - Bogor Agricultural University
Lecturer: Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.sc
Kepribadian (personality) dan Gaya Hidup (lifestyle) Konsumen
Nama anggota kelompok :
1.    Muhammad Sadri Sugra / I34100010
2.    Elva Lestari / I34100027
3.    Gebyar Trisula P. / I34100031
4.    Sofi Nur A. / I34100047
5.    Annisa Maghfirah / I34100110


1.    Karakter positif kelompok

·       Sabar                                      4 orang
·       Jujur                                        3 orang
·       Hemat, mandiri, ceria             2 orang
·       Total, positive thinking, tanggung jawab, ramah, sopan, optimis, humoris, supel, santun, perhatian, pengertian

2.    Karakter negatif kelompok

·         Pelupa                                     5 orang
·         Boros, jahil                              3 orang
·         Malas, ceroboh, sensitif          2 orang
·         Pendidikan, labil, suka menunda, pesimis, manja, cuek

3.    Gaya hidup masyarakat dan tren yang ada sekarang

            Hedonisme telah melanda gaya hidup masyarakat Indonesia sekarang, yaitu gaya hidup mewah dengan alasan gengsi, menggunakan barang-barang yang bermerk dan barang tersebut harus import. Pola hidup masyarakat Indonesia juga lebih konsumtif daripada produktif dan  lebih menyukai yang instan. Hal ini adalah dampak dari arus modernisasi dan globalisasi yang semakin lama semakin kuat pengaruhnya terhadap gaya hidup masyarakat Indonesia.
            Tren hidup kebarat-baratan semakin nyata terlihat pada masyarakat Indonesia. Dalam hal tren berbusana dan gaya berbicara / berbahasa, masyarakat Indonesia juga kebanyakan mengikuti gaya idola masing-masing, misalnya gaya berjilbab artis Marshanda, baju kaftan Syahrini dan sebagainya. Syahrini adalah artis yang bisa dikatakan  trandsetter yang paling banyak diikuti gayanya oleh masyarakat Indonesia saat ini, khususnya oleh wanita dan kebanyakan gadis remaja. Selain gaya berbusana muslim Syahrini yang saat ini menjadi tren tersendiri, perkataan atau ucapan syahrini yang saat ini sangat sering kita dengar dalam perbincangan di kalangan remaja sekarang, “Alhamdullillah yaa …”, begitu kata mereka yang berusaha mengucapkannya dengan gaya atau intonasi ala Syahini.

Sabtu, 10 September 2011


Consumer Behavior Class ( Kelas Perilaku Konsumen) Tuesday Afternoon
Departemen of Family and Consumer Science - College of Human Ecology - Bogor Agricultural University
Lecturer: Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.sc

Manfaat Mempelajari Perilaku Konsumen
Oleh Muhammad Sadri Sugra. Mayor SKPM (Sains Komunikasi Dan Pengembangan Masyarakat) - College of Human Ecology
  
  • Motivasi merupakan faktor penting yang termasuk faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan dari konsumen
  • kebutuhan dibagi dalam dua tipe, yang pertama utilitarian, merupakan kubutuhan kasat mata,sedangkan yang kedua adalah  kebutuhan hedonik yang merupakan kebutuhan tidak kasat mata.
  • Budaya dan kepribadian bergabung menjadi sebuah keinginan 
  • Teori yang mendasari motivasi dan kebutuhan terbagi menjadi dua, yaitu Drive Theory dan Expentacy Theory. Drive Theory dapat diartikan sebagai kebutuhan biologis, sedangkan Expentacy Theory adalah kebutuhan untuk mencapai sesuatu
  •  Kebutuhan dapat dibagi dalam empat bagian sebagai berikut
    o    Biogenic merupakan kebutuhan biologis seperti makan, tidur, dll
    o   Psychogenic adalah kebutuhan yang timbul dari atau karena kebiasaan
    o  Utilitarian merupakan kebutuhan yang memerlukan produk secara fisik. Misalnya, orang harus memiliki telepon untuk komunikasi jarak jauh
    o    Hedonic adalah kebutuhan terhadap barang-barang tertentu. Misalnya, ingin memiliki suatu barang dengan merk tertentu
    ·           Beberapa jenis kebutuhan lain yang harus diketahui.
    o    Need for achievement / kebutuhan akan barang mewah
    o    Need for power / kebutuhan untuk bergabung dengan organisasi tertentu
    o    Need for affiliation / kebutuhan untuk berteman
    o    Need for uniqueness / kebutuhan akan barang-barang yang terbatas
    Maslow Hierarchy merupakan teori klasifikasi kelompok-kelompok kebutuhan berdasarkan tingkat kebutuhannya  yang dikemukakan oleh maslow